speaker

Keberlanjutan

Pengelolaan Bahan Kimia dan Limbah

Kami berkomitmen untuk menggunakan kompos sebanyak mungkin dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pengomposan tidak hanya merupakan sumber pupuk alami yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pupuk anorganik, tetapi juga merupakan alternatif yang jauh lebih ramah lingkungan dengan emisi GRK yang lebih kecil. Teknologi pengomposan saat ini hanya memungkinkan kami untuk menghasilkan kompos yang cukup untuk diterapkan pada maksimal setengah dari luas perkebunan kami.

Kami menargetkan setiap perkebunan memiliki pabrik pengomposan sendiri pada tahun 2030 dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebesar 30% dibandingkan tahun dasar 2015. Saat ini, dua perkebunan kami, ANJAS di Sumatera Utara dan SMM di Belitung, memiliki pabrik pengomposan sendiri, yang menghasilkan 76.562 ton kompos pada tahun 2021. Jumlah ini cukup untuk diterapkan pada 51% area kami untuk memperbaiki kondisi hara tanah. Kami berencana untuk membangun pabrik pengomposan lagi di KAL di Kalimantan Barat. Di konsesi yang tidak memiliki pabrik pengomposan, kami mendaur ulang tandan buah kosong untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pada tahun 2021, kami menggunakan total 206.733 ton pupuk organik atau 87% dari total pupuk yang digunakan.

Penggunaan pupuk anorganik dalam 6 tahun terakhir di Grup kami adalah sebagai berikut:

Kami juga berkomitmen untuk mengurangi penggunaan bahan kimia untuk pengendalian hama dan penyakit. Departemen Penelitian dan Pengembangan kami mengembangkan predator biologis, seperti Serak Jawa (Tyto alba), dan insektisida biologis, seperti Bacillus thuringiensis dan Metarrhizium anisopliae, sebagai bagian dari Program Pengendalian Hama Terpadu kami. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menerapkan praktik agronomi terbaik dan berkelanjutan untuk mengendalikan hama dan penyakit.

Kami menggunakan Serak Jawa untuk mengurangi intensitas serangan tikus dari 9,8% menjadi 1,7%. Sebagai predator alami hewan pengerat, Serak Jawa dapat secara efektif mengendalikan populasi hewan pengerat tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya atau rodentisida. Burung ini dapat berkeliaran, mencari makan dan berkembang biak secara bebas dan alami di dalam dan sekitar perkebunan kami. Untuk memastikan bahwa mereka tidak keracunan dari memakan hewan pengerat di perkebunan kami, kami hanya menggunakan rodentisida yang terbukti tidak berbahaya bagi Serak Jawa.

Serak Jawa asli Pulau Sumatera dan hidup bebas di alam liar di sekitar operasi kami di Sumatera Utara dan Belitung (sebuah pulau yang berdekatan dengan Pulau Sumatera). Untuk menarik kehadiran mereka di perkebunan kami, kami membangun sarang untuk tempat tinggal burung-burung ini dan bertelur. Sarang ini dibangun dengan perbandingan 1 (satu) sarang untuk setiap 20 ha dan dapat menampung beberapa burung.

Kami juga telah memperkenalkan Serak Jawa di operasi kami di Kalimantan karena burung ini bukan asli daerah tersebut. Sebagai bagian dari program pengenalan, kami telah mendirikan kandang di mana Serak Jawa dikarantina setelah transportasi untuk memantau kesehatan mereka dan menghindari risiko penularan penyakit. Selama karantina, kami merawat, membersihkan dan mendisinfeksi mereka dari patogen serta memberi mereka makan termasuk dengan suplemen atau perawatan lain seperti yang direkomendasikan oleh dokter hewan yang berkualifikasi, agar cukup sehat dan bebas dari penyakit sebelum dilepaskan ke perkebunan kami. Serak Jawa juga diberikan suplemen makanan sebelum diangkut untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup mereka.

Seperti di Sumatera, kami membangun sarang Serak Jawa di sekitar perkebunan kami untuk menampung burung-burung. Sarang dipantau dan diamati oleh tim kami setiap bulan sekali untuk memeriksa tanda-tanda perilaku sehat, seperti keberadaan bangkai hewan pengerat, keberadaan telur atau anak Serak Jawa dan kondisi umum sarang. Staf kami juga memantau mereka untuk menjaga populasi yang sehat. Untuk mempercepat pertumbuhan populasi Serak Jawa, anak Serak Jawa yang menetas kami tempatkan di kandang yang lebih besar untuk memaksimalkan tingkat kelangsungan hidup dan dirawat sampai mereka tumbuh cukup kuat untuk dibebaskan di alam liar. Staf kami dilatih untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat Serak Jawa selama di kandang sementara dan memantau kondisi mereka di lapangan.

Kami berkomitmen pada prinsip "Lima Kebebasan" kesejahteraan hewan dengan memastikan bahwa burung Serak Jawa bebas dari kelaparan, kehausan dan kekurangan gizi; bebas dari ketidaknyamanan fisik dan termal; bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit; mampu mengekspresikan sebagian besar pola perilaku standar mereka; dan tidak mengalami ketakutan atau penderitaan. Selain menggunakan Serak Jawa sebagai predator biologis, kegiatan operasional utama kami seperti menanam, menumbuhkan dan memanen kelapa sawit, sagu, atau sayuran di perkebunan kami dan perkebunan pemasok kami tidak melibatkan hewan. Departemen Penelitian dan Pengembangan kami juga tidak melakukan eksperimen pada hewan. Wakil Presiden Direktur kami mengawasi pelaksanaan komitmen kami terhadap kesejahteraan hewan.

Daftar bahan kimia yang digunakan di perkebunan kelapa sawit kami adalah sebagai berikut: